Kelahiran anak paling sering merupakan momen yang
membuat orang tua merasa sangat gembira. Tapi dalam beberapa kasus, perubahan
hormon, ditambah dengan bobot tanggung jawab, bisa membuat orang tua hilang dan
hampa.
Ini dikenal sebagai depresi pascamelahirkan.
Depresi ini, yang mengikuti kelahiran anak, tidak
eksklusif untuk ibu, tapi mempengaruhi ayah juga, menurut Asosiasi Profesional
Psikiater Jerman.
Gejalanya, terutama bagi pria, terwujud perlahan:
Mereka mudah tersinggung, merasa hampa dan kelelahan, terlepas dari apakah bayi
tidur sepanjang malam.
Ini tidak terjadi segera setelah kelahiran anak, tapi
tiga sampai enam bulan kemudian.
Beberapa ayah bahkan akan merasa sulit untuk mencintai
anak mereka, mirip dengan bagaimana perasaan ibu saat terkena depresi
pascamelahirkan.
Siapa pun yang mengamati perasaan ini harus berbicara
secara terbuka kepada pasangannya, saran psikiater tersebut. Hal ini memungkinkan
para mitra untuk saling mendukung satu sama lain.
Jika menjangkau tidak membantu, carilah bantuan
psikoterapis atau psikiater sejak dini.
Ketika satu pasangan mengalami depresi, pasangan
lainnya berisiko tinggi terkena depresi juga, asosiasi tersebut memperingatkan.
Keadaan mental orang tua juga dapat berdampak negatif
pada anak.
0 Response to "Woooow!!! Ayah juga Berisiko mengalami Depresi Pascamelahirkan"
Post a Comment